Demonstrasi di Eropa Meningkat: Pada Sabtu, 28 September, ribuan orang di berbagai kota besar di Eropa turun ke jalan untuk memprotes serangan Israel di Jalur Gaza dan Lebanon. Protes ini terjadi di kota-kota seperti Stockholm, Helsinki, Paris, Jenewa, dan Istanbul, dengan para demonstran menyuarakan kemarahan mereka terhadap kekerasan yang terjadi dan menyebut situasi tersebut sebagai bentuk “genosida.” Aksi protes ini menuntut segera dihentikannya operasi militer Israel serta mendesak tindakan global untuk mengakhiri krisis yang telah menyebabkan penderitaan bagi warga sipil di kawasan tersebut.
Aksi Protes di Stockholm: Solidaritas untuk Palestina dan Lebanon
Demonstrasi di Eropa Meningkat: Di Stockholm, ribuan pengunjuk rasa berjalan dari Odenplan menuju kedutaan besar Israel. Selain itu, para demonstran mengibarkan bendera Palestina dan Lebanon, sambil meneriakkan seruan seperti “Jangan Ganggu Lebanon” dan “Bebaskan Palestina”. Dengan demikian, massa yang hadir terdiri dari berbagai kelompok masyarakat, termasuk aktivis, politisi. Warga biasa yang prihatin dengan situasi yang terjadi di Timur Tengah.
Demonstrasi di Helsinki: Menentang Kekerasan Israel di Lebanon
Di Helsinki, aksi protes serupa juga berlangsung. Para demonstran di ibu kota Finlandia menuntut penghentian segera operasi militer Israel di Lebanon dan mengutuk kekerasan yang dilakukan oleh pasukan Israel. Demonstrasi ini mencerminkan keprihatinan yang semakin meluas di Eropa terhadap eskalasi kekerasan di Timur Tengah. Khususnya di Gaza dan Lebanon, yang telah menelan ribuan korban jiwa.
Para pengunjuk rasa di Helsinki membawa spanduk bertuliskan “Akhiri Kekerasan di Lebanon” dan “Israel Harus Bertanggung Jawab.” Selain itu, mereka menyerukan kepada pemerintah Finlandia dan Uni Eropa untuk mengambil tindakan yang lebih tegas dalam menghentikan kekerasan dan menekan Israel untuk menarik pasukannya dari Lebanon.
Protes di Paris: Kutukan terhadap Serangan Israel dan Solidaritas untuk Gaza
Di Paris, ribuan demonstran berkumpul di dekat Innocents Fountain. Mereka membawa spanduk-spanduk yang bertuliskan “Akhiri Genosida di Gaza” dan “Boikot Israel,” serta membawa foto-foto jurnalis Palestina Shireen Abu Akleh, yang tewas akibat aksi pasukan Israel pada 2022. Banyak demonstran mengenakan keffiyeh, simbol solidaritas dengan Palestina, sebagai bentuk protes terhadap kekerasan yang terus berlanjut di kawasan tersebut. Ia mengatakan, “Saya punya teman dan kolega Lebanon yang keluarganya terjebak di sana, dan Barat masih saja tidak bertindak.” Selain itu, aksi ini menggambarkan bagaimana opini publik di Eropa semakin kritis terhadap kurangnya tanggapan yang memadai dari pemerintah Barat terhadap konflik di Timur Tengah.
Istanbul: Seruan untuk Keadilan bagi Palestina dan Lebanon
Di Istanbul, Komite Aksi Palestina mengorganisir protes yang dimulai dari Stasiun Metro Levent hingga menuju Konsulat Israel. Dengan membawa bendera Palestina berukuran besar dan spanduk bertuliskan “Israel yang Melakukan Genosida Akan Dimintai Pertanggungjawaban”. Para pengunjuk rasa menyerukan penghentian kekerasan dan mengutuk Israel sebagai “pembunuh.”
Umit Doğru, anggota Komite Aksi Palestina, menegaskan bahwa Israel. Ia juga memuji ketangguhan rakyat Palestina dan Lebanon dalam menghadapi tekanan militer. Sambil menyatakan bahwa perjuangan mereka untuk kebebasan dan keadilan terus menjadi inspirasi bagi orang-orang di seluruh dunia.
Protes di Jenewa: LSM Turki Menuntut Tindakan dari PBB
Di Jenewa, protes diorganisir oleh LSM Turki Human Movie Team, yang mengecam serangan Israel di Gaza dan Lebanon. Aksi ini berlangsung di depan Kantor PBB, di mana para demonstran menuntut organisasi internasional tersebut untuk mengambil tindakan tegas dalam menghentikan kekerasan yang terus berlanjut. Para pengunjuk rasa, yang terdiri dari anggota komunitas Muslim Turki dan Swiss. Membawa bendera Palestina dan spanduk yang menyerukan diakhirinya penderitaan warga sipil di Gaza. Pendiri Human Movie Team, Tulay Gokcimen, menyatakan bahwa sudah 356 hari sejak serangan di Gaza dimulai. Dengan lebih dari 42.000 warga Palestina tewas akibat kekerasan ini. Ia mengecam Israel karena mengebom rumah sakit, memutus akses ke kebutuhan pokok seperti makanan, air, dan obat-obatan, yang menyebabkan penderitaan besar bagi warga sipil.
Pernyataan Akademisi Enes Yalman: Tugas Moral untuk Menentang Kekerasan
Akademisi Enes Yalman, yang turut hadir dalam aksi protes di Jenewa. “Ini adalah tugas moral kita sebagai manusia untuk menolak segala bentuk genosida,” katanya. Ia juga mendesak masyarakat internasional untuk meningkatkan tekanan terhadap Israel dan PBB. “Ini adalah tugas moral kita sebagai manusia untuk menolak segala bentuk genosida,” tegasnya. Yalman juga menyoroti pentingnya peran komunitas global dalam mendorong tindakan yang lebih tegas untuk menghentikan kekerasan dan memberikan keadilan bagi para korban.
Seruan untuk Pemutusan Hubungan Dagang dengan Israel
Menurut para demonstran, langkah-langkah ini akan secara efektif memaksa Israel untuk menghentikan operasinya di Gaza dan Lebanon. Selain itu, para aktivis percaya bahwa sanksi ekonomi dan penghentian pasokan senjata dapat lebih lanjut memperlemah kemampuan militer Israel dalam melanjutkan agresi. Dengan demikian, langkah-langkah tersebut diharapkan dapat mengurangi penderitaan warga sipil di wilayah yang terkena dampak. Oleh karena itu, mereka menekankan bahwa tekanan internasional yang berkelanjutan sangat penting untuk memaksa Israel mengakhiri operasinya di Gaza dan Lebanon.
Aksi Solidaritas untuk Palestina dan Lebanon di Eropa
Protes yang terjadi di berbagai kota di Eropa memperlihatkan semakin meluasnya solidaritas global terhadap Palestina dan Lebanon. Tetapi juga mendesak agar pemerintah mereka terlibat lebih aktif dalam menyelesaikan konflik yang terus berlangsung di Timur Tengah. Dengan semakin banyaknya aksi protes ini, suara masyarakat internasional yang menuntut keadilan dan perdamaian bagi Palestina dan Lebanon semakin nyaring.
Kesimpulan: Demonstrasi di Eropa Meningkat
Aksi protes yang meluas di Eropa pada 28 September menunjukkan betapa mendalamnya keprihatinan global terhadap situasi di Gaza dan Lebanon. Dengan menyebut situasi tersebut sebagai bentuk genosida. Solidaritas untuk Palestina dan Lebanon terus berkembang, sementara seruan untuk mengambil tindakan tegas terhadap Israel semakin kuat. Di tengah konflik yang terus berlanjut, aksi protes ini mencerminkan harapan untuk terciptanya perdamaian dan keadilan di Timur Tengah.